Kisah si Bocah

Di sana ada banyak batu saya lihat. Beribu-ribu jumlahnya, terhampar luas diseluruh permukaannya. Di sana juga terdapat 4 sudut pemandangan yang tiap-tiap sudutnya memiliki kelemahan dan keunggulannya masing-masing. Namun pengunjungnya cenderung melihat antara 2 sudut pandang. Yang satu sudut ke arash gunung yang menjulang tinggi. Yang satu lagi sudut ke arah lautan yang luas.

Suatu hari ada pengunjung datang kesana. Dia seorang anak. Hidup sendiri dalam kesehariannya. Dia berparas biasa saja, berkulit rada kecoklatan, dengan tangan selalu mengangkat keranjang.

Di dalam keranjang itu terdapat 2 wadah. Satu botol dan yang satu kantung plastik.

Dia begitu terpana melihat keindahan dua pemandangan itu. Lautan yang biru dan pegunungan yang tinggi.

Lalu anak itu duduk dan termenung sebentar. Dia memiliki mimpi untuk dapat mengantongi gunung dan menyimpan air laut dalam botolnya, karena dia berpikir air laut dapat menghilangkan hausnya, pegunungan dapat mengenyangkannya.

Lalu, beberapa lama kemudian, anak ini merasa lapar dan haus. Anak ini berlari menuju laut untuk menyimpan air tersebut dalam botolnya dan meminumnya. Kemudian dia teguk sedikit. Ternyata dia memuntahkannya. Dia tak tahu seberapa asinnya air laut tersebut.

Kemudian dia teringat akan rasa laparnya. Dia berlari ke gunung dan mencari buah disana. Namun baru setengah perjalanan dia sudah tak mampu meneruskan perjalanannya.

Anak itupun sudah kehabisan tenaga. Dengan bersusah payah dia berusaha bangkit dari rasa lelahnya dan kembali ke tempat tadi.

Dari sana dia melihat 2 pemandangan baru. Rupanya, selama dia melihat lautan dan gunung yang berada didepannya, air tawar segar dan buah-buahan berada di belakangnya. Pemandangan tersebut tidak terlalu indah. Pemandangan tersebut tidak terlalu melukiskan kemegahan alam. Namun pemandangan tersebut membagi hasilnya dari dekat. Pemandangan tersebut tak megah ketika dilihat namun nikmat ketika dirasakan.

Sopir Angkot “OH” Sopir Angkot (Hadewww)

Jadi pagi tadi saya kan mau pulang dari rumah sodara saya. Saya barneg kakak sepupu saya. Jalan lah kita nyari angkot.

Diam di tempat

Lihat mobil lewat

Apakah angkot?

Jika ya apakah sesuai?

(Anggap sesuai)

Kita naik. Angkot itu lewat cihampelas. Nah, jalanan itu kan dua arah, tapi jalan di sbelahnya sepi. Jadi muncullah ke-“Sok Idean” sopir angkot itu. Dia coba nyelip dari ruas jalan yang disebelahnya. Kan bener kan, firasat buruk saya beneran terjadi. Ada motor lewat dari arah yang berlawanan, pas banget pas si angkot itu mo nyalip. Untung ga tabrakan. Trus saya teriakin “Heeeeee”. Trus kk saya timpain, “Pelang-pelan dong pak”. Trus penumpang yang lain tambahin, “krik…krik…krik…”. Nah anehnya, knapa si sopir itu malah ngedumel sendiri?? “Azwew[es,s;f,[sssssssfs;dfk40sir2w;s;df,w[s0dfsd,f”

Kek gitu lah katanya. Mo marah sama sapa sayang? Lo itu yang kek keong. Jalan sembarangan.

Aneh, padahal saya dah pernah buat tulisan di blog saya yang lain tentang 10 kelakuan buruk sopir angkot. Ampe saya masukin kaskus. Tapi emang dasar sopir angkot ga ada yang ngaskus jadi ga pada baca.

Inilah, sifat ini yang ada di 10 kelakuan buruk sopir angkot. Dan emang yang kek gini itu ga cuma di bandung. Di jakarta pun kayak gini.

Bangun dari Hibernasi

Wah – wah, tak terasa junkerspot sudah beku hampir setahun lamanya.
Saya (sebagai penulis tentunya) jadi teringat pos terakhir saya, kisah sedih Adi Tol. Namun sayangnya, justru saya yang diserang kesedihan diana2 (T T). Hari ini (hari sabtu, pas saya tulis artikel ini) saya banyak mengalami kejadian yang tak mengenakkan (tepatnya mulai dari hari kemarin, eh, 2 hari yang lalu).
Mulai dari rapat tak berujung, sampai ke sakit perut yang memuakkan. Itu semua terangkum menjadi benda yang aneh.
Entah kenapa, setalah pulang rapat, saya merasa tidak enak badan (mual, dan rada sakit perut). Eh, ternyata bener, saya mencret2.
Akhirnya, saya berusaha menenangkan diri dengan mencoba untuk tidur. Wow berhasil!
Saya bisa tidur dengan nyenyak, sampai-sampai, suatu rasa yang tak lazim terasa di celana saya. Seperti basah, dan saya terbangung. Rupanya rada bau tercium. Dan tahukan itu apa? Rupanya, tanpa saya sadari, yang saya pikir tadinya cuma kentut, eh malah cepirit. Dan itu terjadi lagi ketika saya pergi ke rumah sodara saya. Lah, saya pikir, “ni pasti dah direncanain ni, dah diatur pasti ma koruptor bejat. Mesti banget aing yang kena ampe 2 kali. Ato pasti gara2 rapat ini.”

Oh iya, trus ada 1 lagi. Yang ini ga boleh kelupaan, soalnya ini quote of the day.
Kan pas pulang rapat saya ngedumel terus kerjaannya, soalnya ngantuk banget (emang itu rapat bangsat, ga bermoral dan asusila). Trus aku bilang gini “Emang BANGSAT itu rapat, iya emang rapat, ampe RAPAT MATA SAYA”. Dan satu lagi, saya jadi bisa ngerasain kenapa orang2 DPR itu pas rapat bisa sampe buka bokep.
Oh, rupanya emang rapat itu tujuannya emang cuma merapatkan mata aja. Ga ada yang lain. Anehnya, orang di tempat rapat itu, bisa ga pada ngantuk (kecuali kelompok 3 orang tak berstatus disana).

Nah2. Dari cerita panjang lebar disana saya ingin memberikan pesan buat para pembaca :
1. Jangan mencret di celana
2. Hindari rapat berlebih
3. Jika anda mengalami penyakit susah rapat, anda bisa menghadiri rapat di kantor pos.
Sekian

Lelucon Sapi

Berawal dari mengintimidasi PM, aing bilang, ntar kalo ***** lawakannya gini lho, sapi sapi apa yang bisa nulis? sapidol. waahahahaha. garing parah.
Nah, belakangan muncul deh lawakan-lawakan gak jelas dari berbagai versi. Contohnya sapi. Berikut adalah jenis-jenis lelucon sapi :
Sapi sapi apa yang bisa nulis : sapidol, okelah. masih bisa diterima
Sapi sapi apa yang berwarna : sapidol juga. sial, rada ngeselin
Sapi sapi apa yang bisa manjat ditembok : sapidermen. jadi inget sepupu aing yang keriting dan terlihat dekil
Sapi sapi apa yang diinjek : SAPITUBOLA (Apaaaaa coba), tapi yang ini biar udah rada ngeselin masih bisa diterima. Coba yang satu ini
SAPI SAPI APA YANG BIKIN KEBELET KEKAMAR MANDI?
SAPIPIS!!!! ANJING!!!! Rupanya siswa berprestasi juga bisa improvisasi. Wah, udahlah. Udah gak ada yang ngalahin lagi. Gak tau lagi harus ngomong apa. Blom lagi si bos, bikin tebak-tebakan juga, artis apa yang sering naik angkutan umum : ananda mikrolet.
Trus artis apa yang sering makan sayuran : jeremi tomat.
Dasar bos, an****
Langsung kami menyiapkan ludah-ludah terbaik kita untuk disemburkan ke bos.

Muncul Lagi Kuliah Aneh

Waahahahahah, tak kunjung henti dosen aneh bermunculan. Pertam lemah, kedua pak kuwat, ketiga ini yang rada gawat, pak “bosan parah”.

Tadi, kuliah orkom, udah gak jelas parah lah itu dosen ngomong apa. Segala mama loren, bus, semua dibawa-bawa. Trus aing gambar aja mukanya dikertas pake pulpen. Habis gak ada kerjaan. Mau merhatiin gak tau dia ngomong apa. Mau ngeliat slide kecil banget tulisannya. Nih, beberapa alasan mengapa pak orkom bisa disejajarkan dengan pak lemah

Lemah Orkom
Kalo ngomong gak jelas idem
spidol burem tulisan kekecilan

Nah, tapi ada yang beda dari pak orkom. Kalo pak lemah kan ngeliatnya aja udah nggak tega kita kan, nah kalo pak orkom masih ada tega-teganya. Soalnya AING DISURUH DUDUK DI DEPAN TADI. SIAL!!!

KISAH SEDIH ADI TOL (GLEGER…DHUAAAR)

Sabtu pagi, hari itu terasa seperti malam. Gelap, sunyi, angin bertiup kencang, petir bersahut-sahutan, dan hujan yang deras.

Inilah kisah anak malang yang terus berjuang untuk bisa terus melanjutkan studinya di LA (Los Angel)

Adi Tol, seorang mahasiswa yang mendapat beasiswa pas-pasan ke negeri antah berantah. Dia kuliah dan tinggal di kota Los Angel.

15.30 Waktu Los Angel : @ Bandara Los Parah

(Ngiiiingg) Buyi suara pesawat

@ Bandara , Hujan

(Drrrrssssssss) Suara Hujan.

Adduuh (dengan dialek tulung agung), ghilaa, hujan laghi. Njing!! (Dalam bahasa Los Angel-> Dhos, nek hudon ge, jingaa!!)

Dengan muka yang memelas akhirnya adi tol langsung menuju ke kos-kosan murahan yang sudah dia pesan sebelumnya. Akhirnya dia pun hujan-hujanan, basah kuyup, pokoknya kasian lah. Setibanya dia di depan kos-kosannya, sekonyong-konyong muncul sesosok wanita cantik dari belakangnya. Dengan rok sangat pendek dan pakean yang tipis, dari belakang dia menyapa adi tol (sudah diterjemahkan). Helo cowok, kok ujan2xan sih? Rupanya adi tol nggak tahu betapa keras kehidupan di Los Angel (namanya juga angel, susah). Apa-apa serba susah, sampe nahan diri aja susah. Untungnya adi tol berasal dari perkampungan yang orangnya sopan santun dan taat beribadah. Adi tol tidak menghiraukannya (yaah…gak seru!!).

Wah, setelah dia masuk kosan, tak disangka e tak di sangka, rupanya dia membawa anjing peliharaannya yang dia beri nama Bejo. Bejo sudah menemani adi tol sejak dia masih kanak-kanak. Sampai dia tembus beasiswa ke Los Angeles, dia tetap ditemani si Bejo. Si Bejo lah yang terus menghibur adi tol karena kedua orang tuanya sangat sibuk dengan pekerjaan mereka masing – masing.

(Kukuruyuuuuuuuk) Suara ayam mengokok

Hari sudah pagi, saatnya ke kampus. Adi tol mengenakan baju dan celana batik favoritnya berharap mendapat perhatian dari teman-teman barunya terutama yang wanita. Dia juga tak lupa mengenakan blankon pemberian bu de nya. Yah, jadilah seperti tukang sabung ayam yang biasanya ada di pasar kelelawar di kampungnya dulu.

Sekonyong-konyong ketika dia sudah sampai di depan gerbang kampus, seluruh “MASA” bahkan arwah gentayangan yang ada di kampus itu, melihat dan memerhatikan adi tol. Beberapa saat keadaan hening. Hening sekali. Langitpun penjadi gelap. Petir bersahut-sahutan. Adi tol kaget dan badannya rada menjorok kebelakang. Adi tol berpikir, banyak alasan dibelaknya yang menyebabkan hal itu terjadi. Tapi adi tol tak kunjung sadar. Selang beberapa menit kemudian, langit kembali cerah dan petirpun seakan lari ketakutan. Semua orang yang tadinya melihat adi tol dengan kebingungan skarang sudah kembali sadar dan melanjutkan aktivitasnya seperti tidak pernah terjadi apa-apa.

Nah, sekarang adi tol siap memulai kuliah pertamanya, namun sayang nasib buruk selalu merundungi adi tol. Ketika di depan pintu kelasnya, tiba-tiba langit menjadi gelap kembali dan petir pun seakan marah sama adi tol.

Pergelutan dimulai

(to be continued)

[Kesamaan Tokoh, Latar, dan Kejadian sepenuhnya Ketidak Sengajaan]

Semut-semut kecil

Beberapa hari yang lalu pas habis main basket sama si bos, seperti biasa, kaki saya kapalan dan kulitnya pada ngeletek. Kan gemes tuh, kok kayak ada kulit yang nongol keluar. Ta’ ndelok…ndelok(liat – liat)->(betul gak bos?) , ternyata memang ada kulit yang ngeletek.

Ta’ kopek-kopek digit, lepas dah tuh kulitnya. Saya taro di meja belajar. Beberapa hari kemudian, kulit kaki saya itu udah dikerubungin semut kecil (semuut…semuut keciiilll).  Karena udah kebanyakan semutnya, saya buany aja tuh kulitnya. Nah, tapi yang saya bingung dan saya heran, kok tiba-tiba selangkangan saya kayak ada yang gigit. BRENGSEK!! Rupanya pas pengen dibuang tadi ada yang kepental masuk ke dalem celana. Wah, bentol dah.

Dendam kan saya, yang udah saya pindahin ke buku buat dibuang langsung saya buang (hahaha, selamat kau para semut penghuni buku). Naah, yang masih ada di meja mau saya pencet-cet. Eee…eee…eee …ketangkep, gak bisa lari. TAK PIJIT SAMPEAN.

Pesan moral :

Berbuat baiklah pada siapa saja, termasuk pada semut. Maafkan saya semut, semoga arwahmu bisa beristirahat dengan tenang.

Sisdig SIAAL, CuraaANG!!

Nah, dah mulai berulah lagi kan si pak sisdig. Udah mau naik semester juga, eehh ngasih oleh-oleh pait. Mosok, dari semua tim junker yang E saya doang. Emang sih, ada 5 orang personil junker yang dapet D dan tetep ngulang, tapi kan tetep aja curang. Heehh…jadi kebayang gimana wajah si kuwat itu pas ngasih nilai. Pasti ngoceh-ngoceh sendiri (kata-kata pedas). Blom lagi, si mentri pendidikan, udah gak ikut UTS1 tetep A lagi. CuuurAAAaaang.

Ah tapi siapa peduli. Yang penting tahun depan gak sama si kuwat lagi (smoga). Mau cari yang lemah-lemah aja deh kayak pak probstat.

Salam kuwat lemah